Sunday 9 November 2014

kata OPPO : smartphone premium masih punya banyak peluang di negara berkembang

23:08


Pabrikan smartphone Tiongkok, Oppo, yakin bahwa masih ada pasar premium di negara berkembang seperti Indonesia untuk mereka garap, walau di negara-negara berkembang tersebut juga banyak dibanjiri smartphone murah dari Tiongkok.

Walau gaung kehadiran Oppo kurang bergema seperti kompatriotnya dari Tiongkok, Xiaomi, tetapi Oppo yakin dengan produk barunya, Oppo N3 dan R5, yang baru saja diluncurkan di Singapura akhir Oktober lalu. Mereka bisa mencuri perhatian pengguna smartphone di Indonesia.

"Produk-produk Oppo kelas menengah ke atas diterima dengan baik oleh pasar di Tiongkok, dengan kisaran harga Rp 4 juta hingga Rp 6 juta. Kami memiliki pangsa pasar 15 persen," demikian ujar Vice President Oppo Mobile Division, Sky L.

Karena itu, Li menambahkan, Oppo bukan hanya ingin mengejar market share di pasar negara-negara berkembang, melainkan juga memperluas basis pengguna Oppo dengan memperkenalkan produk-produk berkualitas.

"Dengan demikian, konsumen akan tetap setia dengan brand kami," imbuh Li.
Menurut Li, kesempatan smartphone premium untuk bertumbuh di negara-negara berkembang masih terbuka lebar. Sebab, menurut dia, di pasar Eropa dan Amerika kondisinya saat ini sudah jenuh, sementara di negara berkembang seperti Indonesia justru sedang pesat-pesatnya.

"Jika kita lihat industri smartphone saat ini, Asia Tenggara sedang pesat-pesatnya, terutama di Indonesia, pertumbuhannya sangat pesat," ujar Li.
Li pun menyebut Asia Tenggara sebagai pasar transisi untuk menuju pasar internasional. Sebab, melalui Asia Tenggara, Oppo bisa menjangkau konsumennya di Afrika, Afrika Selatan, dan Timur Tenga

SUMBER : KOMPAS TEKNO
SUMBER UTAMA : CNET

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Blognya Manusia Gadget. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top